INILAH EFEK DARI MEDIA TERHADAP PELAJAR YANG KIAN MEMPRIHATINKAN YANG HARUS ANDA KETAHUI




Dewasa ini bumi berkembang sangat agresif, cepat, tepat sasaran dan membawa fungsi tujuan yang bermacam macam, dan perkembangan itu tentu berpengaruh di bumi nusantara yang kita cintai. Perubahan yang berwujud nampak transparan, dari intelektual, politik, budaya, social, dan ekonomi, terlebih lagi kini arus perdagangan internasional sudah di buka lebar sejak MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN), untuk bertarung di ranah bisnis, dan kabar terakhir konon tak hanya lingkup ASEAN namun global (multilateral), perlu di garis bawahi perubahan yang cepat dan sistematis ini berkat media yang semakin maju, untuk membuka jalur itu semua, maka buka dulu dengan media, mengapa media begitu mewarnai pentas di dunia? Ya karena media merupakan alat propaganda baik white, grey, black, untuk menyebarkan sesuatu. Tak bisa di pungkiri bahwa media merupakan arwah syi’ar/penyebaran karena ruh media adalah komunikasi, dan manusia biasanya hancur karena komunikasi. Media baik elektronik, atau cetak lambat laun mengalami revolusi yang stabil, dan bermuara di hari ini kita hidup menyaksikan metamorphosis media yang begitu kilat dan kepentinganya pun beraneka warna, Di dalam jatidiri media,  semua benar, kebaikan yang terus di gembor-gemborkan lewat media akan menjadi doktrin terhadap sasaranya doktrin yang membangun, sebaliknya kejahatan yang di kemas apik, dan di gemborkan secara terus menerus akan menjadi doktrin benar padahal semua itu kamuflase.
Jika banyak masyarakat terutama kaum orang tua yang terbawa oleh berita media yang negative seakan fakta, kita bisa memaklumi, karena mereka di landa pasang surut transisi kecanggihan di era orde lama dan orde digital, namun jika pelajar yang terprovokasi dan diperparah menggunakan media untuk akses negative, ini sebuah bencana karena Indonesia Masa Depan adalah cerminan pemuda masa kini, padahal pengguna media terbesar di negeri ini adalah pelajar, karena rata-rata memiliki Smartphone yang canggih, yang tanpa di akses pun media seperti iklan atau sub iklan bisa dengan mudah keluar masuk tanpa izin, belum selesai didera bertubi tubi soal media black propaganda yang bernama hoax merajalela saling adu domba dan memecah belah bhineka. Kondisi kritis seperti ini seharusnya pelajar bangkit dan menganalisa keaslianya, jangan mudah terpancing,kadang pemuda kita bersifat reaktif karena provokasi yang dominan.
Dengan kondisi yang kalut seperti itu secara definisi negative thinking pelajar kita akan melemah,baik secara moral, akhlak, dan IQ imbasnya sangat berbahaya di masyarakat, contoh-contoh pun sudah banyak korban berjatuhan, narkoba di dominasi kalangan muda berkat media social, judi online yang serba instan di dominasi pemuda yang tidak berfikir panjang, pergaulan bebas, alcohol, parahnya lagi westernisasi pun mereka adopsi dengan suka hati, mulai dari food, fun, film, and fashion. pemuda selalu ingin perfect entah bagaimana caranya. Berkat media yang selalu up to date mereka berubah sekejap menjadi ala barat, di benaknya tak di ketahui bahwa jati dirinya di rong-rong budayanya di tertawakanya, inilah percikan api yang menggerogoti moral besar bangsa.
Maka protect yang paling akurat yaitu menggunakan media secara bil hikmah positif,sesuai dengan tempatnya, dan manfaat yang bersifat kontinyu, pelopor yang paling baik yaitu pelajar, misalnya membuat karya tulis yang membangun, terutama di sisi pendidikan pelajar harus bisa membuat terobosan-terobosan yang cerdas dan ditiru banyak orang missal sharing materi di gadget, membuat web, rumah pelajar dengan rincian materi, dan tak lupa di niati ikhlas berdakwah untuk kemajuan.
IPNU IPPNU, secara khusus merupakan oraganisasi pelajar sayap Nahdlatul Ulama. Di bidang media aplikasi prinsip “memelihara nilai-nilai lama yang baik dan menerima nilai nilai baru yang lebih baik” harus menjadi pondasi ilmu dalam melaksanakan misi organisasi menuju visi, dibalut emas dengan semboyan Berlajar, Berjuang, Bertakwa, sudah kita bicarakan di awal tadi bahwa Indonesia masa depan tergantung hari ini NU masa depan tergantung IPNU IPPNU hari ini, karena melihat Indonesia berarti wajib melihat NU nya ini adalah hokum final.
Menangani problem yang di prakasai media, IPNU IPPNU harus tajam, cermat dan jeli, serta jangan sampai terpancing emosi,yang menyebabkan terjadi hilangnya bhineka. Terobosan yang di gunakan untuk menyikapi media yang meresahkan harus sesuai dengan kapasitas kadernya, misalnya ahli pendidikan di tempatkan di media pembelajaran, ahli sosiolog di tempatkan di masyarakat ,dan sebagainya. Tujuanya jelas IPNU IPPNU mengawal kedamaian dan belajar bersama mencerdaskan kehidupan generasi muda khususnya,dan masyarakat pada umumnya. Orang –orang yang menjadi korban social (kesenjangan social), harus kita rangkul, kita tunjukan ke jalan yang semestinya, kita arahkan menjadi manusia yang berguna,kita bagi ilmu kita agar cerdas, dan tak kalah penting masalah spiritual, dan kultur kita dakwahkan dengan sejuk, lembut dan penuh senyuman,
Media bisa menjadi buah emas, jika kita bisa merasakan dan menggunakan dengan baik, untuk sarana komunikasi terhadap teman, belajar pengetahuan, dan mencari berita terbaru dari berita yang actual serta, berbagi pengalaman. Peran bijak IPNI IPPNU pun harus di lebarkan dengan menggandeng lembaga masyarakat, dari pemerintahan desa hingga instansi terkait tingkat nasional, menawarkan seminar atau sosialisasi bahaya internet, membentuk forum khusus media IPNU IPPNU untuk berlatih media social, dan turun ke bawah mensurvei potensi masyarakat dari apa yang telah di ambil dari media positif atau negative. Yang perlu di bentengi yaitu pelajar karena pelajar usia labil, keingin tahuannya sangat luas, ketika keingin tahuannya terperosok ke jurang pornografi, judi, games, dan lain-lain wajib dari setiap kita mengarahkan ke jalan yang lurus dengan pengetahuan ilmu-ilmu entah akademik atau non akademik untuk di berikan kepada pelajar yang membutuhkan. Masalah ekonomi bisa di kampanyekan dengan peran media misalnya membuat blog, kemudian menulis karya ilmiah, atau menjadi youtuber untuk film yang membangun, membuat google adsense untuk mencari sponsor iklan, ataupun untuk penanam saham sudah di mudahkan dengan trading forex, yang di lengkapi ribuan broker di dalamnya, dari local maupun non local, atau berdagang secara online dengan marketing yang menggiurkan.
Kini semua kembali kepada diri kita masing-masing sebagai pelajar, akankah masa muda di habiskan untuk berfoya-foya,dan aktivitas yang tidak bermanfaat? Atau membuat diri terlena dengan megahnya dunia yang di dorong oleh media sehingga lupa menjadi diri sendiri. Kita garis bawahi bahwa pemuda adalah fase bercita-cita, menggebu-gebu ingin mencari ilmu walau halilintar menyambar demi kehidupan di dunia dan di akhirat. Sudah saatnya kita berfikir global bergerak local, maksutnya adalah kita harus berwawasan luas namun dalam bergerak harus sesuai dengan ilmu yang baik serta berkepribadian humble, visioner dan pantang menyerah, itulah pemuda,
Menyikapi media harus protect bukan respek, pepatah pun berkata lebih baik mencegah daripada mengobati. Pemuda harus memiliki sifat nasionalis yang kuat jangan biarkan propaganda media mencabik bhineka yang di cakar gagah Pancasila. Jika kita kehilangan uang di pasar, dua tangan kita masih bisa bekerja mencari penggantinya, jika kita kehilangan STNK, di kantor polisi kita bisa menduplikatnya, jika kita kehilangan burung kenari, di Kalimantan masih banyak peternaknya. Tapi, Jika kita kehilangan Negara Kesatuan Republik Inmdonesia di manakah kita akan menginjakan kaki. Intinya pemuda cerdas dalam berkarya, tuntas dalam bekerja, ikhlas dalam berkelana ,dan faham akan situasi kondisi, serta anti hoax.

 Oleh : Arga Ramadhan Setyo Nugroho (Komandan PROTOKOLER KAB Wonosobo)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

INI DIA PPDB SMK ALMADANI KEPIL